Di Ujung Jakarta, Air Bersih Masih Jadi Barang Mahal bagi Warga Muara Angke (TEST)

Di Ujung Jakarta, Air Bersih Masih Jadi Barang Mahal bagi Warga Muara Angke (TEST)

👤 uwprocoid 📅 04 Desember 2025

JAKARTA, KOMPAS.com – Air bersih menjadi kebutuhan pokok setiap orang yang harus terpenuhi untuk menunjang kehidupan. Karena itu, pemerintah memiliki peran penting dalam memastikan masyarakat mendapatkan akses air bersih yang layak. Akan tetapi, sampai kini belum semua wilayah memiliki akses air bersih yang memadai, salah satunya di Muara Angke, Jakarta Utara. Baca juga: Pantai Cilincing Menghilang, Terkubur Gunungan Limbah Kulit Kerang Di kawasan padat penduduk ini, air bersih masih tergolong mahal dan sulit diakses karena belum seluruh rumah terhubung dengan jaringan air perpipaan. Alhasil, warga terpaksa harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kisah Sumur di Pemakaman Umum yang Menghidupi Warga Kiarajaya Selama 20 Tahun Artikel Kompas.id Lihat Foto Harga air bersih di Muara Angke, Jakarta Utara, masih mahal.(KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU) Salah satunya adalah Mulyanto (51) yang harus membeli air bersih dari pedagang gerobakan setiap harinya. Biasanya, ia membeli dua pikul atau empat jeriken per hari. Satu jeriken berisi sekitar 20 liter dan dibanderol seharga Rp 3.000. “Harga satu pikul Rp 6.000 itu dua drigen. Saya minim beli dua pikul per hari berarti Rp 12.000,” ucap Mulyanto saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Jumat (28/11/2025). Dalam sebulan, ia harus mengeluarkan sekitar Rp 360.000 hanya untuk membeli air bersih. Selama ini, Mulyanto mengaku belum pernah mencoba memasang sambungan air PAM. Ia melihat beberapa pabrik di sekitar Muara Angke sempat menggunakan PAM, tetapi tidak bertahan lama karena kualitas air yang dinilai kurang baik. “Kalau saya belum pernah coba pasang PAM, tapi PT-PT udah pernah coba tapi enggak lama dicopot, gantinya pakai air yang pakai tangki, karena mungkin kualitas airnya kurang bagus juga,” tutur Mulyanto. Hal serupa juga dialami pedagang ikan bernama Suharto (60). Ia mengaku bisa menghabiskan biaya hingga Rp 1.000.000 per bulan untuk membeli air bersih. Baca juga: Subsidi Air PAM Jaya Capai Rp 66 Miliar, Tahun Depan Naik Hampir Dua Kali Lipat “Tergantung kadang kalau ikannya banyak ya bisa jutaan kayak Rp 1 juta, tapi bisa juga Rp 500.000,” tutur Suharto. Ia terpaksa membeli air bersih dari pedagang keliling karena di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke tidak tersedia air bersih. Pihak pengelola hanya menyediakan air laut untuk membersihkan lapak atau hasil tangkapan.